JAKARTA - Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta,
Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan dirinya menggunakan politik akal
sehat dalam pilgub.
Menurutnya, politik akal sehat itu dia pakai ketika mendengarkan perkataan Syahrir, Ketua Umum Partai Indonesia Baru (PIB).
“Almarhum
Syahrir mengatakan, “Saat ini banyak oknum politikus tidak menggunakan
akal sehat, maka Kamu harus menggunakan akal sehat walaupun itu terlihat
agak bodoh’,” kata Ahok, sapaan akrab Basuki, di acara diskusi Polemik
Sindo Radio, di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat,
Sabtu (22/9/2012).
Ahok menuturkan, politik akal sehat itu
digunakannya juga pada 2003 saat maju sebagai anggota DPRD Belitung
Timur dari PIB. Saat itu, Ahok berkampanye dan sama sekali tidak
mengeluarkan uang dalam pencalonan anggota DPRD.
“Saat kampanye
ada orang meminta uang Rp5 ribu dan Rp20 ribu untuk pulsa, bahkan ada
yang minta Rp5 juta untuk pembangunan desa, rumah ibadah, saya tolak,”
pungkasnya.
Mantan Bupati Belitung Timur itu menjelaskan, akibat tidak menggunakan uang dalam berkampanye, dirinya hanya mendapat 97 suara.
”Ada orang bilang, ‘Siapa yang mau pilih kamu?’, bahkan saksi saya tidak memilih saya,” kata Ahok sambil tertawa.
Akhirnya,
keberuntungan pun datang, saat itu, Ketua PIB Belitung menawarkan para
caleg dari PIB untuk menjadi anggota DPRD karena masih ada tersisa
kursi. Sekira 28 caleg, termasuk dia, mengadakan undian menggunakan lima
kertas, di mana kertas tersebut harus menuliskan nama caleg yang
dipilih.
”Dari hasil itu, saya akhirnya mendapat satu kursi yang tersisa,” imbuhnya.
Ahok
mengimbau, politik akal sehat yang bersandar pada keikhlasan, harus
ditegakkan. Pasalnya, pemimpin akan sukses melayani rakyat bila memiliki
ketulusan hati.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar